Festival layang-layang di Pantai Boom, Banyuwangi,
berlangsung sejak Jumat hingga Minggu (8/8/2016). Wisatawan dalam dan luar
negeri dibuat terpesona, dengan aneka layang-layang yang menghiasi langit.
Kite Festival atau Festival Layang-layang merupakan rangkaian dari 53 event Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016. Untuk tahun ini, Kite Festival bertema Segara Banyuwangi. Segara dalam bahasa Indonesia artinya laut. Beraneka ragam bentuk layang-layang hias mengikuti festival yang dilombakan ini. Mulai dari bentuk ikan, perahu hingga penyu tampil di langit Banyuwangi.
"Kita bawa layangan tukik. Ukurannya hampir dua meter. Kalau dari jauh kelihatan kecil ya?," ujar Suwandi, salah satu peserta lomba.
Layangan yang diterbangkan dalam festival ini, terbuat dari berbagai bahan dan berbagai ukuran. Mulai bahan kain, plastik dan kertas, dengan panjang bentangan minimal 50-70 cm untuk layangan bandetan, dan 1,5 meter untuk layangan hias dan suwangan.
Dikatakan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi Wawan Yadmadi, ada 4 kategori yang dilombakan, yakni layangan hias, bandetan, buntutan dan suwangan.
"Khusus layangan hias, peserta wajib menampilkan layangan dengan corak yang sesuai dengan tema kelautan. Seperti ikan, perahu jukung, atau penyu. Peserta bebas berimprovisasi dengan aneka kreasinya. Sementara Bandetan itu layangan diadu. Sementara Suwangan itu dinilai dari suara dan gemerlap lampunya. Suwangan akan digelar malam hari," ujar Wawan.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas juga turut bermain layang-layang. Bupati Anas turut menerbangkan layang-layang berbentuk tukik. Sambil berlari menerbangkan layang-layang Bupati Anas tertawa mengenang masa kecil.
"Wah ingat dulu saat kecil. Ini permainan tradisional rakyat Banyuwangi. Kita terus lestarikan," ujarnya.
Menurut Bupati Anas, ada filosofi dalam permainan layang-layang ini. Saat mengendalikan layang-layang, pemain harus menjaga keseimbangan layang-layang. Tak hanya itu, layang-layang harus ditarik dan diulur agar bisa menukik atau terbang.
"Kita belajar kehidupan dalam bermain layang-layang ini. Harus ada keseimbangan dan tarik ulur. Dan orang bermain layang-layang itu biasanya tak terasa sudah hitam. Saking senangnya bermain. Dan ini filosofinya orang harus memiliki tujuan dan fokus dan tak terasa bisa berhasil," ungkap Bupati Anas.
Selanjutnya, kata Bupati Anas, ajang ini akan digelar dengan skala lebih besar lagi. Pemkab Banyuwangi akan menggelar festival layang-layang nasional.
"Kita akan gelar kegiatan ini lebih besar. Kita buat secara nasional," tambahnya. (Detik.com)
Kite Festival atau Festival Layang-layang merupakan rangkaian dari 53 event Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016. Untuk tahun ini, Kite Festival bertema Segara Banyuwangi. Segara dalam bahasa Indonesia artinya laut. Beraneka ragam bentuk layang-layang hias mengikuti festival yang dilombakan ini. Mulai dari bentuk ikan, perahu hingga penyu tampil di langit Banyuwangi.
"Kita bawa layangan tukik. Ukurannya hampir dua meter. Kalau dari jauh kelihatan kecil ya?," ujar Suwandi, salah satu peserta lomba.
Layangan yang diterbangkan dalam festival ini, terbuat dari berbagai bahan dan berbagai ukuran. Mulai bahan kain, plastik dan kertas, dengan panjang bentangan minimal 50-70 cm untuk layangan bandetan, dan 1,5 meter untuk layangan hias dan suwangan.
Dikatakan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi Wawan Yadmadi, ada 4 kategori yang dilombakan, yakni layangan hias, bandetan, buntutan dan suwangan.
"Khusus layangan hias, peserta wajib menampilkan layangan dengan corak yang sesuai dengan tema kelautan. Seperti ikan, perahu jukung, atau penyu. Peserta bebas berimprovisasi dengan aneka kreasinya. Sementara Bandetan itu layangan diadu. Sementara Suwangan itu dinilai dari suara dan gemerlap lampunya. Suwangan akan digelar malam hari," ujar Wawan.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas juga turut bermain layang-layang. Bupati Anas turut menerbangkan layang-layang berbentuk tukik. Sambil berlari menerbangkan layang-layang Bupati Anas tertawa mengenang masa kecil.
"Wah ingat dulu saat kecil. Ini permainan tradisional rakyat Banyuwangi. Kita terus lestarikan," ujarnya.
Menurut Bupati Anas, ada filosofi dalam permainan layang-layang ini. Saat mengendalikan layang-layang, pemain harus menjaga keseimbangan layang-layang. Tak hanya itu, layang-layang harus ditarik dan diulur agar bisa menukik atau terbang.
"Kita belajar kehidupan dalam bermain layang-layang ini. Harus ada keseimbangan dan tarik ulur. Dan orang bermain layang-layang itu biasanya tak terasa sudah hitam. Saking senangnya bermain. Dan ini filosofinya orang harus memiliki tujuan dan fokus dan tak terasa bisa berhasil," ungkap Bupati Anas.
Selanjutnya, kata Bupati Anas, ajang ini akan digelar dengan skala lebih besar lagi. Pemkab Banyuwangi akan menggelar festival layang-layang nasional.
"Kita akan gelar kegiatan ini lebih besar. Kita buat secara nasional," tambahnya. (Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar