Bersepeda Keliling Kampung, Cara Warga Tamansari Protes Jalan Rusak

Ada berbagai cara menyampaikan aspirasi. Salah satunya cukup unik, seperti yang dilakukan puluhan anak-anak dan pemuda warga Desa Tamansari Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi. Mereka bersepeda keliling desa sebagai bentuk protes karena jalan desa mereka banyak yang rusak. 
Warga Tamansari, Banyuwangi protes jalan rusak didesanya.
Warga Tamansari protes jalan rusak (sumber : Detik.com)
Jalur yang harus ditempuh peserta sekitar tujuh kilometer dan dibagi empat etape. Etape pertama dengan kerusakan jalan 80 persen, etape kedua kerusakan jalan 50 persen dan etape ketiga serta etape keempat masing masing 70 persen dan 95 persen.

"Kami bersama-sama keliling desa mengendari sepeda BMX. Protes jalan rusak tidak harus tanam pisang di tengah jalan apalagi demo. Cukup dengan Tour de jalan rusak yang terinspirasi dari ajang balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen yang digelar setiap tahun di Kabupaten Banyuwangi," jelas Miftahul Hadi, koordinator acara di lokasi, Minggu (28/8/2016).

Miftahul menjelaskan masyarakat sebenarnya sudah melaporkan jalan rusak ke pihak desa namun tidak pernah mendapatkan respon yang baik. Sosialisasi kegiatan ini dilakukan melalui media sosial dan merupakan cara kreatif yang diinisiatif pemuda desa.

"Banyak warga masyarakat yang tergelincir terutama saat musim hujan karena jalan rusak. Kendaraan warga juga cepat rusak karena kondisi jalan yang berbatu," jelasnya. 

TANGGAPAN PEMKAB BANYUWANGI

Menanggapi aksi protes jalan rusak yang dilakukan warga Desa Tamansari, Kecamatan Tegalsari, 
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Binamarga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Banyuwangi, Mujiono menjelaskan saat ini anggaran pembangunan di kecamatan tersebut mencapai Rp 2,3 M.

Banyuwangi mengalokasikan dana untuk pambangungan jalan di seluruh kawasan di Banyuwangi sebesar Rp 265 miliar. Khusus untuk di Kecamatan Tegalsari alokasi dananya Rp 2,3 miliar.

"Khusus pembangunan jalan akan difokuskan untuk jalan penghubung antardesa setelah sebelumnya fokus ke jalan antar kecamatan. Di kecamatan tersebut, total kami anggarkan Rp 2,3 miliar," jelas Mujiono kepada wartawan, Minggu (28/8/2016).

Pembangunan jalan di wilayah tersebut diantaranya Desa Tamansari senilai Rp 480 juta dan jalan lingkar Blokagung sebesar Rp 384 miliar.

"Khusus jalan yang di Tamansari, pengerjaannya tinggal menunggu pengaspalan hotmix. Banyak yang pesan aspal hotmix, jadi nunggu datangnya saja. Kalau datang, dua hari bisa langsung jadi," jelas Mujiono.

Pihaknya menyebut jalan yang telah diaspal Dinas PU di kecamatan tersebut mencapai 1,9 km sementara jalan yang dipaving sekitar 600 meter. Masyarakat yang ingin mengajukan perbaikan jalan pun dipersilakan mengirim proposal ke Pemkab Banyuwangi.

"Kelompok masyarakat bisa mengajukan proposal ke Pemkab Banyuwangi, lalu diverifikasi dinas terkait. Jika layak, akan disetujui. Pemerintah daerah menyiapkan aspal, tenaga teknis, dan bantuan alat berat," katanya.

Pihaknya juga berharap adanya partisipasi dari masyarakat dan dunia usaha. Masing-masing diminta membantu sesuai kemampuan masing-masing.

"Adapun masyarakat ikut bergotong-royong membantu pembangunan jalan. Dunia usaha juga dilibatkan dengan berpartisipasi pada kebutuhan material penunjang," kata Mujiono.

Tahun 2016 Pemkab Banyuwangi telah mengalokasikan dana Rp 265 M untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Muji menyebut target pembangunan dan pemeliharaan jalan sepanjang 800 Km.

"Namun tentu secara bertahap, karena Banyuwangi ini kabupaten terluas di Jawa Timur dan bahkan di Jawa. Pembangunan infrastruktur dilakukan bertahap karena alokasi dana juga diarahkan ke sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan pertanian," tukas Mujiono. (Detik.com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Adbox

@templatesyard