Doesoen Kakao Banyuwangi, Penghasil Cokelat Kelas Dunia

Cafe Doesoen Kakao, disini pengunjung bisa mencicipi salah satu cokelat terenak di dunia.

Banyuwangi memiliki perkebunan yang mengolah kakao menjadi cokelat lezat berbagai varian. Konsep desain lengkap mulai tanaman, panen hingga mengolah kakao menjadi cokelat itu berada di Perkebunan PTPN XII Kendenglembu, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Namanya Doesoen Kakao.

Di tempat ini seluruh hasil perkebunan kakao milik PTPN 12 diolah menjadi berbagai varian cokelat yang memiliki cita rasa khas.

"The one and only kalau di sini. Kalau perkebunan kakao milik PTPN banyak. Namun untuk pengolahannya menjadi berbagai varian cokelat hanya ada di Doesoen Kakao Banyuwangi," kata Manajer Kendeng Lembu, Benny Hendricrianto.

Cokelat produksi Kebun Kendeng Lembu, kata Benny, memang memiliki kualitas terbaik dunia, yakni jenis Edel. Rasa dan karakteristiknya unik, berbeda dengan daerah lain. Tidak mengherankan jika cokleat-cokelat yang dihasilkan menjadi primadona hingga mancanegara.

"Dengan luasan 600 hektar tanaman kakao, kita bisa memproduksi 300 ton kakao kering pertahun. Kakao di sini bijinya berwarna putih, beda dari biji kakao pada umumnya yang berwarna keunguan. Rasa cokelatnya juga cenderung asam buah-buahan dan after taste-nya menghasilkan rasa madu. Kebanyakan kami ekspor ke Jepang, Jerman, Perancis, Italia, Amerika, Malaysia, dan Singapura," ungkapnya.

Untuk menambah nilai ekonomis, kata Benny, pihaknya juga memproduksi berbagai olahan cokelat di Dusun Kakao. Setidaknya ada 9 varian olahan cokelat yang memiliki cita rasa yang khas. Cokelat-cokelat tersebut bisa dinikmati kapan saja oleh wisatawan yang datang berkunjung.

"Ada beberapa varian yang kita produksi. Di antaranya, Macadamia Milk, Prisma Milk, Prisma Dark, Fruity Praline, Couverture Bar, Compound Barm Brewed Choco Drink, Choco Truffle, dan Cendol Nusantara," sebutnya.

Diakui Benny, tanaman kakao merupakan paripurna dari perawatan tumbuhan perkebunan. Selain proses yang rumit, tanaman ini juga sedikit manja. Namun dirinya memiliki kiat khusus untuk mendapatkan hasil maksimal dalam panen kakao yang selanjutnya akan dijadikan coklat.

"Kita punya kiat dan bagaimana mengolah kakao. Ada manajemen pengelolaan kakao Edel dan Bulk yang biasa kita sebut 5M. Diantaranya manajemen pengendalian hama penyakit; manajemen pangkasan; manajemen penaung; manajemen kebersihan lahan da manjemen pemupukan," tambahnya.

Diakui Benny, selama pandemi COVID-19 ini ekspor cokelat ke luar negeri mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini memaksa manajemen perkebunan Kendeng Lembu memutar otak lebih keras, mengingat roda perusahaan harus tetap jalan dengan beban operasional yang ada.

Ampiteater Doesoen Kakao, salah satu fasitas


Hal yang bisa dilakukan, ialah dengan memaksimalkan potensi Agro Wisata Doesoen Kakao yang menjadi satu-satunya centra produksi berbagai varian cokelat di Indonesia.

"Jadi pandemi ini bukan menjadi alasan kita tidak berinovasi. Kita tetap harus membuat terobosan untuk setidaknya bisa survive di masa pandemi ini. Salah satunya ialah memaksimalkan Dusun Kakao," tegasnya.

Di destinasi wisata ini, pengunjung bisa menikmati suasana sejuk udara perkebunan kakao dan karet sembari menikmati berbagai kuliner dari cokelat. Tak hanya itu, di sana juga terdapat wisata edukasi sejarah cokelat. Wisatawan dapat berkeliling dengan shuttle car, mempelajari cara budidaya kakao, mulai dari proses pembibitan hingga panen.

"Termasuk juga proses pengolahannya. Karena Dusun Kakao ini satu areal dengan pabrik pengolahan cokelat," imbuhnya.


 Selengkapnya baca Detik 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Adbox

@templatesyard