Landasan (runway) Bandara Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi
akan dipertebal dari Pavemenet Classification Number (PCN) 28
menjadi PCN 40. Penebalan akan dilakukan pada awal 2017. Bupati Banyuwangi
Abdullah Azwar Anas mengatakan mendapat dukungan dari Menteri Perhubungan
Budi Karya Sumadi untuk proyek tersebut.
”Alhamdulillah, saya kemarin bertemu Menhub Pak Budi Karya
Sumadi. Beliau sangat mendukung pengembangan bandara Banyuwangi. Ada sejumlah
anggaran yang dialokasikan untuk penebalan awal 2017,” ujar Bupati Banyuwangi
Abdullah Azwar Anas dalam keterangannya, Minggu (28/8/2016).
![]() |
Terminal Bandara Blimbingsari yang masih dalam taraf penyelesaian (sumber : Jawapos.com) |
Anas mengatakan, Kemenhub juga mendukung pesawat sejenis
Boeing 737-500 agar bisa segera beroperasi tanpa menunggu penebalan runway.
Karena dengan tebal saat ini sebenarnya sudah bisa didarati pesawat tersebut.
Hanya saja, Kemenhub meminta peningkatan fasilitas Petugas Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PPK) dipenuhi.
"PPK kan harganya cukup mahal, model pemadam yang lebih advanced.
Sambil menunggu dari Kemenhub, kami diberi solusi untuk sementara sewa ke PT
Angkasa Pura,” papar Anas.
Dengan demikian, penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi
yang sudah dinantikan para wisatawan dan dunia usaha bisa direalisasikan
sesegera mungkin.
”Beberapa waktu lalu sudah ada maskapai yang mau masuk bawa
pesawat berbadan lebar, tapi dari sisi teknis belum diizinkan kementerian. Jika
sudah ada PPK bagus, sudah bisa didarati pesawat itu,” ujarnya.
Anas menambahkan, pihaknya juga melaporkan pengerjaan tahap
akhir terminal baru di Bandara Banyuwangi yang dibangun dengan biaya APBD
Provinsi Jatim dan Banyuwangi. Terminal dengan arsitektur hijau dan
mengakomodasi budaya lokal itu dijadwalkan beroperasi awal 2017.
Berkonsep nyaris tanpa AC, terminal dipastikan tetap
sejuk dengan pengaturan sirkulasi udara, water treatment, dan
beragam tanaman hingga ke atap terminal.
Arsitekturnya mengadopsi model atap rumah khas Suku Osing
(suku asli Banyuwangi) serta merawat budaya masyarakat setempat yang selalu
berombongan saat melepas kerabatnya bepergian dengan menyediakan anjungan yang
mengarah langsung ke landasan.
Dia menceritakan, pihaknya berinisiatif membangun terminal
baru dua tahun lalu tanpa menunggu bantuan pemerintah pusat karena kenaikan
penumpang yang drastis.
”Ini model kerja sama pusat dan daerah yang perlu
dikembangkan. Kami berinisiatif membangun terminal baru, Kementerian
Perhubungan mendukung aspek keselamatan penerbangannya. Sinergi pusat dan
daerah sangat berarti bagi daerah,” ujar Anas.
Anas mengatakan, peresmian terminal baru cukup mendesak
karena terminal yang ada saat ini tidak mampu menampung luberan penumpang.
Sembari menunggu penyelesaian terminal baru, Kemenhub bakal merenovasi terminal
lama dengan memperlebar ruang keberangkatan.
”Kemenhub akan memoles sedikit terminal lama agar penumpang
tidak meluber hingga ke luar ruang keberangkatan. Kami mohon maaf karena selama
ini penumpang harus menunggu dalam suasana yang kurang nyaman, karena kenaikan
penumpang sangat signifikan dan terminal lama sudah tidak bisa menampung,” ujar
Anas.
Jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi memang
melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234
penumpang (2015).
Memasuki 2016, frekuensi penerbangan ke dan dari Banyuwangi
juga bertambah dari semula dua kali dalam sehari menjadi tiga kali dalam
sehari. Rutenya adalah Surabaya-Banyuwangi dan sebaliknya. (Liputan6.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar