Warga perkebunan, Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore,
Banyuwangi, heboh dengan adanya penemuan manik-manik kuno di wilayah setempat.
Diduga, benda tersebut adalah harta karun dari masa kerajaan.
Cepatnya kabar beredar, membuat lokasi penemuan banyak
didatangi masyarakat. Dengan melakukan penggalian sedalam 2 meter, jika
beruntung, warga akan dengan mudah mendapatkan benda kuno tersebut. Tapi tak
jarang, tak ditemukan apapun dalam lubang galian.
"Sudah dua minggu ini ramai, pagi sampai sore terus
ramai gini. Apalagi malam hari, tambah ramai, malah ratusan orang,” ujar Hadi
Marsuki, warga Desa setempat, Kamis (6/10/2016).
Manik - manik yang ditemukan, lanjutnya, bermacam warna.
Mulai warna hitam, orange, hijau sampai seperti intan. Ada yang berbentuk
bulat, prisma dan lonjong. Sementara bahan dari manik-manik kuno ini terbuat
dari tanah liat, keramik dan batu akik. Diperkirakan, manik-manik ini merupakan
bekas rangkaian dari gelang atau kalung.
"Ada yang sebesar telur puyuh, ada juga yang sekecil
kacang hijau. Hampir sama dengan akik, ada yang dari tanah liat ada juga
semacam keramik," tambahnya.
Manik-manik kuno yang diperoleh, selanjutnya dijual kepada
pengepul. Harganya cukup menggiurkan. Satu gram manik - manik dihargai Rp 5
ribu rupiah. Namun ada pula jenis manik-manik tertentu yang dibandrol Rp10 ribu
hingga Rp 30 ribu.
"Tergantung jenisnya. Kalau yang orange yang kecil ini
mahal bisa sampai Rp 30 ribu. Per
gram isinya sekitar 16 biji," pungkas Hadi.
Penemuan manik-manik kuno di perkebunan di Desa Margomulyo,
Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, ini sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1989
silam. Bahkan, saat itu warga pernah diminta mencari patung dan tembikar yang
tertanam dilokasi penemuan.
DARI ZAMAN MEGALITIKUM
Dengan ditemukannya temuan benda pra sejarah berupa
manik-manik kuno di Perkebunan Glenmore, Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore,
Banyuwangi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi langsung
menurunkan Tim Ahli Cagar Budaya, Jumat (7/10/2016).
Mereka melakukan observasi dan penjajakan lokasi temuan manik-manik kuno tersebut. Ini dilakukan untuk mengetahui titik koordinat lokasi dan kedalaman lubang yang digali warga. Analisis awal Tim Ahli Cagar Budaya Disbudpar Banyuwangi lokasi penemuan manik-manik kuno itu merupakan pemakaman masa pra sejarah.
"Berdasarkan temuan awal berupa manik-manik, serpihan tulang dan gerabah disini memang benar disini adalah pemakaman pra sejarah," ujar Bayu Ari Wibowo, Arkeolog dari Disbudpar Banyuwangi.
Mereka melakukan observasi dan penjajakan lokasi temuan manik-manik kuno tersebut. Ini dilakukan untuk mengetahui titik koordinat lokasi dan kedalaman lubang yang digali warga. Analisis awal Tim Ahli Cagar Budaya Disbudpar Banyuwangi lokasi penemuan manik-manik kuno itu merupakan pemakaman masa pra sejarah.
"Berdasarkan temuan awal berupa manik-manik, serpihan tulang dan gerabah disini memang benar disini adalah pemakaman pra sejarah," ujar Bayu Ari Wibowo, Arkeolog dari Disbudpar Banyuwangi.
Menurut Bayu, pemakaman ini ada pada masa Megalitikum atau zaman batu besar. Untuk usia pemakaman tersebut diperkirakan 8500 sebelum masehi. Pada masa itu, masyarakat mengubur jenazah dengan sarkofagus dan kubur batu. Sementara manik-manik kuno yang ditemukan warga itu adalah bekal kubur berupa perhiasan seperti kalung dan gelang.
"Jenis manik-manik bisa dilihat sebagai strata sosial. Biasanya strata sosial yang paling tinggi akan semakin banyak manik-manik dan ada lagi daun yang teerbuat dari emas sebagai penutup mata dan kemaluan," tambah Bayu.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan pada Disbudpar Banyuwangi, Choliqul Rido mengatakan, temuan ini nantinya akan dilaporkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto. Selanjutnya BPCB Mojokerto akan melakukan penelitian lebih lanjut.
"Sebulan lagi BPCB akan melakukan penelitian disini. Kita harapkan masyarakat berhenti mencari manik-manik," ujarnya. (Timesindonesia.co.id, Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar