Tingkat inflasi di Kabupaten Banyuwangi tercatat sebagai
yang terendah di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),
inflasi Banyuwangi pada September mencapai 0,02 persen. Adapun rata-rata
inflasi secara nasional mencapai 0,22 persen pada periode tersebut.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, kinerja
inflasi tersebut bakal terus dikelola pada level stabil.
"Inflasi merupakan indikator penting makroekonomi
karena berkaitan langsung dengan daya beli masyarakat, jadi ini akan terus
dijaga," ujar Anas di sela-sela acara Indonesia Knowledge Forumyang
digelar Bank Central Asia (BCA) di Jakarta, Jumat (7/10).
Anas melanjutkan, inflasi dengan sendirinya juga
mencerminkan manajemen penawaran dan permintaan barang di daerah. Sejumlah
upaya yang dilakukan untuk pengendalian inflasi di kabupaten ujung timur Pulau
Jawa antara lain operasi pasar murah, vertikultur di kalangan rumah tangga, dan
gerakan 10.000 kolam ikan.
"Kami bikin program-program sederhana seperti 10.000
kolam ikan yang mengajak warga untuk memanfaatkan pekarangannya sebagai kolam
ikan, sebagian di antaranya dibantu benih dan peralatan oleh pemerintah
daerah," ujar Anas.
Saat ini, sambung Anas, juga sedang disiapkan sinergi Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Perum Bulog. Sebanyak delapan BUMDes disiapkan
untuk bersinergi dengan BUMN bidang logistik pangan tersebut, di antaranya
BUMDes di Ketapang, Tegaldlimo, Genteng Kulon, Glagah, Kalibaru Kulon,
Rogojampi, dan Bangunsari.
Sinergi BUMDes dengan Perum Bulog tersebut untuk penyediaan
stok barang untuk kelancaran distribusi barang, pengendalian harga, membantu
operasi pasar, dan pemberdayaan ekonomi di tingkat desa.
"Bulan ini, sinergi BUMDes dengan Perum Bulog tersebut
ditandatangani. Ini juga pararel dengan program Menteri Desa Pak Eko Sandjojo
yang mendorong pemberdayaan BUMDes," papar Anas.
Anas optimistis, ke depan perekonomian lokal Banyuwangi akan
terus tumbuh ditopang berbagai sektor. Pendapatan per kapita Banyuwangi yang
berdasarkan data BPS telah mencapai Rp 37,53 juta per orang per tahun pada 2015
ditargetkan bisa menembus Rp 40 juta pada akhir 2016.
"Akhir Oktober frekuensi penerbangan ke Bandara
Blimbingsari Banyuwangi dari Surabaya menjadi empat kali sehari yang bisa
semakin mengungkit bisnis dan pariwisata. Tahun depan sudah ada direct flight
Jakarta-Banyuwangi. Program-program lain juga berbarengan mendorong ekonomi
lokal bergerak," pungkasnya. (Beritasatu.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar