Pesta unik dilakukan warga di Dusun Rejosari, Desa Benculuk,
Kecamatan Cluring, Banyuwangi ini. Mereka melakukan acara syukuran di tengah
jalan desa, usai menggelar akad nikah salah satu warganya.
Kali ini pelaksanaan syukuran dilaksanakan oleh seorang warga bernama H. Asmakin yang beralamat di Dusun Rejosari RT 4 RW 2, Desa Benculuk, menggelar pesta pernikahan anak pertamanya yang bernama Anas Habibi.
"Acara ini sebenarnya sudah lama berlangsung dan telah turun temurun. Bahkan dilakukan setiap kegiatan hajatan, seperti khitanan, bangun rumah atau acara nikah selalu melaksanakan syukuran seperti ini," kata Muklisin salah satu warga.
Sebenarnya tak ada yang special dalam kegiatan syukuran tua ini. Tapi warga setempat banyak yang menyebut dengan 'kenduri cinta.
"Nggak ada namanya, kami menyebutnya ya syukuran atau selamatan sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa," ungkapnya.
Selain dilakukan di tengah jalan, uniknya dari kegiatan ini adalah seluruh rangkaian prosesinya mulai dari masak hingga penyajiannya dilakukan oleh kaum adam. Menu makanannya pun tak sembarangan, warga harus menyiapkan ikan belut, dan sayurnya diwajibkan sayur batang pohon 'lompong' pohon talas.
"Warga memiliki filosifi pada pohon talas dipercaya sebagai pohon tolak balak. Dan kenapa belut, karena ini sebagai simbul kelancaran, makanya menu wajibnya harus ada," jelas Muklisin.
Setelah menu siap, warga menggelar pelepah daun pisang ditata memanjang. Selanjutnya, seluruh makanan khas yang disiapakan di pugar ke atas tatanan daun pisang. Puluhan warga yang telah menunggu tentunya harus bersabar, lantaran mereka baru dapat menyantap makanan usai tetua adat memanjatkan doa kepada yang maha kuasa.
"Sekitar 15 menu makanan yang disajikan di atas daun pisang ini tak sampai lima menit makannya sudah ludes," kata H. Asmakin.
Warga setempat bertekad mempertahankan tradisi 'kenduri cinta' ini sebagai bagian rasa syukur mereka terhadap Tuhan. Tak hanya itu, ritual ini juga sebagai simbol kerukunan antar sanak keluarga, tetangga dan seluruh warga pada umumnya. (Beritajatim.com)
Kali ini pelaksanaan syukuran dilaksanakan oleh seorang warga bernama H. Asmakin yang beralamat di Dusun Rejosari RT 4 RW 2, Desa Benculuk, menggelar pesta pernikahan anak pertamanya yang bernama Anas Habibi.
"Acara ini sebenarnya sudah lama berlangsung dan telah turun temurun. Bahkan dilakukan setiap kegiatan hajatan, seperti khitanan, bangun rumah atau acara nikah selalu melaksanakan syukuran seperti ini," kata Muklisin salah satu warga.
Sebenarnya tak ada yang special dalam kegiatan syukuran tua ini. Tapi warga setempat banyak yang menyebut dengan 'kenduri cinta.
"Nggak ada namanya, kami menyebutnya ya syukuran atau selamatan sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa," ungkapnya.
Selain dilakukan di tengah jalan, uniknya dari kegiatan ini adalah seluruh rangkaian prosesinya mulai dari masak hingga penyajiannya dilakukan oleh kaum adam. Menu makanannya pun tak sembarangan, warga harus menyiapkan ikan belut, dan sayurnya diwajibkan sayur batang pohon 'lompong' pohon talas.
"Warga memiliki filosifi pada pohon talas dipercaya sebagai pohon tolak balak. Dan kenapa belut, karena ini sebagai simbul kelancaran, makanya menu wajibnya harus ada," jelas Muklisin.
Setelah menu siap, warga menggelar pelepah daun pisang ditata memanjang. Selanjutnya, seluruh makanan khas yang disiapakan di pugar ke atas tatanan daun pisang. Puluhan warga yang telah menunggu tentunya harus bersabar, lantaran mereka baru dapat menyantap makanan usai tetua adat memanjatkan doa kepada yang maha kuasa.
"Sekitar 15 menu makanan yang disajikan di atas daun pisang ini tak sampai lima menit makannya sudah ludes," kata H. Asmakin.
Warga setempat bertekad mempertahankan tradisi 'kenduri cinta' ini sebagai bagian rasa syukur mereka terhadap Tuhan. Tak hanya itu, ritual ini juga sebagai simbol kerukunan antar sanak keluarga, tetangga dan seluruh warga pada umumnya. (Beritajatim.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar